Ramalan malapetaka untuk Indonesia selagi tingakatan air laut meninggi.
Setelah gelombang pasang minggu lalu melewati dinding perbatasan, jalan utama menuju bandara Jakarta pun tertutup. Beberapa ramalan untuk Indonesia dikeluarkan oleh konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Bali jika tingakatan air laut terus meninggi:
Bandara Jakarta akan tenggelam pada tahun 2035.
Sekitar 25% wilayah Jakarta dapat hilang di tahun 2050.
Surabaya dan Semarang akan banjir secara tetap pada tahun 2080.
Ibukota Indonesia terpaksa dipindahkan ke Bandung.
Dua ribu pulau bisa habis di tahun 2030.
400,000 km kuadrat luas daratan lenyap pada tahun 2080, termasuk sekitar 10% dari Papua, dan 5% dari Jawa dan Sumatra (di pesisir utara).
Begitu ujar Nicholas Stern, pengarang "The Stern Report" (2006) mengenai perubahan iklim:
Negara kepulauan sangat rawan terhadap peningkatan air laut dan badai. Indonesia termasuk Negara yang amat rawan.
Menurut sebuah laporan iklim PBB, suhu dunia diperkirakan akan bertambah diantara 1.1 dan 6.4 derajat Celsius (2.0 dan 11.5 derajat Fahrenheit) sementara tingkatan air laut diantara 18 cm dan 59 cm (7 dan 23 inci) diabad ini.
Armi Susandi, seorang meteorologis di Institut Teknologi Bandung (ITB), memperkirakan tingkatan air laut akan naik dengan rata-rata 0.5 cm per tahun sampai 2080, sementara kecepatan perendaman Jakarta akan lebih tinggi karena tempatnya yang pas berada diatas tingkatan laut, yakni 0.87 cm per tahun.
Indonesia akan menjadi lebih miskin karena hilangnya pulau-pulau. Hal ini disebabkan oleh perhubungan ke sumber-sumber mineral yang akan menjadi lebih sulit, bahkan mustahil, dengan dipotongnya 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. Pemotongan inipun belum memasukkan perhitungan dari hilangnya lahan dan pekerjaan karena jutaan orang yang harus pindah dari daratan rendah ke tempat-tempat yang lebih tinggi.
Sebuah penelitian IIED menyatakan 42 juta orang di Indonesia yang hidup di daerah kurang dari 10 meter diatas batas laut adalah mereka yang akan paling dirugikan oleh meningkatnya air laut.
Sebuah penelitian terpisah oleh Program Lingkungan PBB di tahun 1992 menunjukkan bahwa hanya dua lokasi di Jawa dapat membuat 81,000 petani kehilangan sawah dan perikanannya, sekaligus 43,000 pekerja ladang dari usahanya dengan perubahan keadaan laut ini.
Sumber :
http://www.indonesiamatters.com/1589/bencana-banjir/
6 Desember 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar